Jumat, 28 Mei 2010

Rangkaian Inverter 100 Watt

rangkaian inverter 100 wattGambar rangkaian inverter 100 watt

Rangkaian inverter adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan arus searah (DC) menjadi tegangan arus bolak balik (AC). Rangkaian inverter 100 watt diatas terbagi menjadi dua bagian fungsi. Yang pertama bagian multivibrator astable yang berfungsi untuk menghasilkan pulsa-pulsa secara berkelanjutan. Anda bisa saja menggunakan rangkaian multivibrator lainnya seperti dengan menggunakan transistor atau IC NE 555, yang penting anda bisa memperoleh sinyal keluaran yang mempunyai ayunan amplitudo. Pada bagian kedua yaitu bagian driver transistor dan transformator yang berfungsi sebagai swicthing dan penaik tegangan menjadi tegangan 220 volt.

Trafo yang digunakan adalah jenis trafo center tap (CT) yang bisa menggabungkan dua buah sinyal input pulsa yang berkebalikan dari driver transistor menjadi satu buah sinyal ac yang sempurna. Prinsip kerja dari rangkaian inverter diatas sebenarnya cukup mudah untuk dipahami, sehingga anda bisa mencoba rangkaian ini apabila anda membutuhkan tegangan jala-jala 220 volt dengan memanfatkan aki 12 volt. Jangan lupa memasang heatsink pada transistor 2N3055 dikarenakan arus yang cukup besar akan melalui transistor ini.

Rangkaian pengubah dari 12 volt DC menjadi 220 volt AC diatas mempunyai daya kisaran 100 watt. Dan anda bisa saja menggunakan tegangan DC bukan 12 volt asalkan disesuaikan dengan penggunaan input pada terminal input. Seandainya anda menggunakan tegangan 9 volt DC maka sebaiknya anda menggunakan terminal 6 volt pada input trafo. Mengapa demikian karena sinyal puncak dari 6 volt adalah (6 volt x V2) mendekati 9 volt.

Referensi :
www.circuitstoday.com

Rangkaian Sensor Gerak | Sensor Gerak Infra Merah

rangkaian sensor gerakGambar rangkaian sensor gerak

Rangkaian sensor gerak adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mendeteksi adanya gerakan. Rangkaian sensor diatas menggunakan cahaya infra merah sebagai pendeteksi gerakan. Pada bagian pemancar menggunakan IC NE 555 sebagai pembangkit sinyal. Frekuensi yang dihasilkan berkisar 5 KHz. Kemudian keluaran multivibrator tersebut dipancarkan dengan memanfatkan led infra merah. Pada bagian penerima menggunakan IC LM1458 sebagai comparator.

Rangkaian diatas merupakan rangkaian sensor gerak yang cukup sederhana dan bisa anda jadikan sebagai salah satu objek percobaan. Rangkaian diatas saya dapatkan dari www.circuitstoday.com. Contoh penggunaan trancaiver infra merah sebagai pendeteksi gerakan adalah pada rangkaian mouse komputer. Dimana mouse masa kini tidak lagi menggunakan bola pada bagian input sensor, sekarang sudah hampir semua mouse telah beralih ke aplikasi infra merah dan terbukti tingkat ketahanan dan style bisa dipenuhi.

Lihat juga rangkaian sensor infra merah, sentuh, cahaya dan suara

Referensi :
www.circuitstoday.com

Frekuensi Suara Yang Bisa Didengar Binatang

Frekuensi suara yang bisa didengar oleh binatang sebenarnya adalah bermacam-macam tergantung dari jenis binatang itu sendiri. Ada yang mendekati dengan batas frekuensi yang bisa didengar oleh manusia dan ada juga yang jauh diatas frekuensi pendengaran manusia. Berdasarkan range frekuensi, gelombang suara dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam yaitu :
  1. Infrasonic (1 Hz sd 20 Hz)
  2. Acoustic (20 Hz sd 20.000 Hz)
  3. Ultrasonic ( > 20.000 H)




Berikut beberapa contoh hewan dengan batas frekuensi yang bisa didengarnya :



1. Frekuensi Yang Bisa Didengar Kelelawar

Kelelawar merupakan hewan yang bisa terbang dalam kegelapan. Mereka tidak menggunakan mata untuk melihat dalam gelap melainkan dengan menggunakan suara dengan frekuensi tinggi atau yang lebih dikenal sebagai gelombang ultrasonic. Ketika terbang kelelawar memancarkan gelombang ultrasonic yang kemudian gelombang tersebut akan diterima kembali oleh kelelawar setelah dipantulkan kembali oleh benda atau dinding yang berada dihadapannya. Dengan merasakan lamanya jeda waktu antara pengiriman gelombang dengan penerimaan maka kelelawar dapat menentukan seberapa jauh jarak tubuhnya dengan benda tersebut, itu sebabnya mereka tidak akan menabrak dinding atau benda dihadapan mereka walaupun dalam keadaan gelap sekalipun. Teori ini sekarang sudah dimanfaatkan oleh manusia untuk mengukur jarak suatu benda, seperti pada pengukuran jarak kedalaman laut dan pendeteksi dinding penghalang pada aplikasi robot. Batas frekuensi yang bisa didengar oleh kelelawar adalah 3.000 HZ sd 120.000 Hz, dimana frekuensi ini jauh diatas frekuensi suara yang bisa didengar oleh manusia yakni 20 Hz sd 20.000 Hz.



2. Frekuensi Yang Bisa Didengar Kucing

Kucing merupakan binatang karnivora yang sering dijadikan sebagai binatang peliharaan. Binatang yang satu ini juga bisa mendengar suara dengan frekuensi diatas pendengaran manusia yaitu 100 Hz sd 60.000 Hz.

3. Frekuensi Yang Bisa Didengar Gajah

Gajah merupakan binatang herbivora yang berutubuh besar dan bisa mendengarkan suara dengan frekuensi infrasonic atau suara dengan frekuensi dibawah frekuensi pendengaran manusia. Batas frekuensi yang bisa didengar oleh gajah adalah 1 Hz sd 20.000 Hz.

4. Frekuensi Yang Bisa Didengar Tikus

Tikus merupakan salah satu binatang yang banyak merugikan dibandingkan menguntungkan manusia. Hewan ini disimbolkan untuk para koruptor yang kerjaannya suka mencuri hak orang lain. Batas frekuensi yang bisa didengar oleh tikus adalah 1.000 Hz sd 100.000 Hz. Dengan memanfaatkan gelombang ultrasonic kita dapat mengusir binatang ini dari rumah kita. Berikut rangkaian pengusir tikus



5. Frekuensi Yang Bisa Didengar Anjing

Anjing merupakan binatang yang sering digunakan sebagai penjaga keamanan dan sebagai pelacak jejak karena mempunyai penciuman yang sangat tajam. Hewan ini juga bisa mendengarkan suara dengan frekuensi di atas frekuensi pendengaran manusia. Anjing bisa mendengar suara dengan frekuensi hingga 40.000 Hz.



6. Frekuensi Yang Bisa Didengar Lumba-lumba

Lumba-lumba merupakan binatang yang banyak disenangi kebanyakan orang dikarenakan mereka sangat pintar dan bisa bersahabat dengan manusia dibanding dengan binatang air lainnya. Lumba-lumba bisa mendengar suara dengan frekuensi hingga 100.000 Hz, dan mereka menggunakan gelombang ultrasonic sebagai media komunikasi antara satu dengan lainnya.



7. Frekuensi Yang Bisa Didengar Belalang

Binatang satu ini merupakan biantang yang sering saya kejar-kejar di sawah pada waktu saya masih anak-anak. Karena memang waktu kecil saya banyak menghabiskan keseharian saya dengan aktivitas alam. Binatang ini juga ternyata bisa mendengarkan suara dengan frekuensi diatas frekuensi pendengan manusia yaitu hingga 50.000 Hz.



Minggu, 23 Mei 2010

Loudspeaker Driver | Rangkaian Driver Speaker

loudspeaker driver



Gambar rangkaian loudspeaker driver



Rangkaian loudspeaker driver adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk menjembatani antara output rangkaian berimpedasi tinggi dengan loudspeaker yang berimpedansi rendah. Mengapa diperlukan driver ini adalah supaya tegangan ouput yang akan dimasukkan ke loudspeaker tidak mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai tegangan ini sangat mungkin terjadi mengingat adanya aturan mengenai pembagian tegangan dan tahanan pengganti parallel. Dimana setiap tahanan yang dipasang parallel dengan tahanan yang lain maka tahanan total atau pengganti untuk tahanan tahanan tersebut adalah lebih kecil dibanding dengan masing-masing tahanan itu sendiri. Sebagai contoh tahanan 10 ohm diparalelkan dengan tahanan 10 ohm akan mendapatkan tahanan pengganti sebesar 5 ohm. Tahanan 10 ohm diparalelkan dengan 100.000 ohm maka tahanan totalnya adalah 9.9990 ohm. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan total akan selalu lebih kecil dibanding dengan masing masing tahanan asal. Kemudian dengan turunnya tahanan (hanya menggunakan kombinasi resistor) atau impedansi dari terminal ouput tadi, maka sesuai dengan hukum pembagi tegangan pada rangkaian seri dapat dipastikan bahwa tahanan yang berhubung seri dengan terminal ouput akan mendapat bagian tegangan yang lebih besar dan terminal ouput sendiri akan mengalami penurunan tegangan.



Prinsip kerja rangkaian driver speaker ini sebenarnya sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti. Dimana sinyal input hanya digunakan sebagai pemicu untuk menggerakkan kedua transistor driver mengikuti irama dari sinyal input tersebut. Sedangkan arus yang akan dialirkan ke loudspeaker sebagian besar dari catu daya rangkaian driver. Bisa dikatakan mirip dengan penggunaan transistor sebagai saklar. Oleh karena itu pada rangkaian driver speaker ini tidak ditemukan kombinasi resistor untuk penguatan. Jadi jika kita perhatikan gambar di atas maka sebagian besar arus yang mengalir pada beban loudspeaker adalah berasal dari tegangan catu 9 volt, bukan dari sinyal ac input, sehingga sinyal input tersebut tidak akan terbebani.



Lihat juga rangkaian transistor sebagai penguat dan pewaktu



Amplifer 100 Watt | Rangkaian Amplifer 100 Watt

amplifier 100 watt



Gambar Rangkaian amplifier 100 watt sub woofer



Rangkaian amplifier 100 watt diatas adalah merupakan rangkaian amplifier yang cukup sederhana dan menggunakan transistor sebagai penguat. Di blog ini memang sudah ada beberapa postingan yang berisi tentang amplifier transistor, tapi saya sengaja menambahkan koleksi rangkaian amplifier supaya lebih banyak pilihan dan bisa mendukung kegunaan yang variatif serta bisa menambah pengetahuan tentang amplifier. Jika anda ingin membuat amplifier 100 watt sederhana dengan modal yang lebih miring mungkin rangkaian ini bisa jadi pilihan, daripada membeli dengan harga yang jauh lebih tinggi. Tapi jika anda mempunyai uang lebih, ya ..tinggal beli aja..jadi ga perlu repot2 he..he.



Saya mungkin tidak bisa menjelaskan secara rinci mengenai prinsip kerja dari rangkaian amplifer sub woofer 100 watt diatas, karena memang rangkaian diatas bukan hasil rancangan saya sendiri. Tapi mungkin bisa saya jelaskan secara garis besarnya saja. Rangkaian elekronika amplifier diatas bisa dibagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi masing-masing. Yakni pada bagian pertama yaitu bagian pre-amplifer atau penguat depan, dimana bagian ini diwakili oleh transistor Q1 dan Q2 beserta kombinasi resistor dan kapasitor yang terhubung dengan kedua transistor tersebut. Bagain kedua yaitu bagian penguat akhir, yang diwakili oleh transitor Q4 dan Q6 dan tentunya berserta dengan bantuan bebarapa resistor dan kapasitor seperti R8, R15 pada Q1 dan R9, R10, R11, R12 dan R13 pada Q2. Sedangkan pada bagian terakhir yaitu bagian driver untuk loudspeaker. Pada bagian ini diwakili oleh Q5 dan Q7. Rangkaian driver untuk loudspeaker ini sangat diperlukan mengingat impedansi dari terminal output rangkaian penguat akhir adalah impedansi tinggi sehingga rangkaian akan sangat terbebaani atau bahkan tidak akan berfungsi dikarenakan pembebanan loudspeaker yang hanya mempunyai nilai tahanan yang sangat rendah. Daya yang dihasilkan oleh rangkaian amplifier ini adalah berkisar 100 watt.



Power supply yang digunakan untuk mencatu rangkaian ini adalah power supply yang mempunyai dua buah polaritas tegangan atau dengan kata lain power supply yang mempunyai supply positif dan negative. Besarnya tegangan adalah kisaran 35 volt. Untuk bisa membuat dan memahami rangkaian power supply dengan dua polaritas anda bisa lihat disini.



DAFTAR KOMPONEN



1. Resistor : R1 (4,7 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (10 Kohm), R4 (4,7 Kohm), R5 (680 ohm), R6 (47 Kohm), R7 (22 ohm), R8 10 Kohm), R9 (22 ohm ½ watt), R10 (22 ohm ½ watt), R11 (1 Kohm 1 watt), R12 (1,5 Kohm 2 watt), R13 (100 ohm 2 watt), R14 (0,33 ohm 5 watt), R15 (100 ohm 2 watt) dan R16 (0,33 ohm 5 watt).

2. Kapasitor : C1 (0,22 uF), C2 (4,7 uF), C3 (10 uF), C4 (47 (uF) dan C5 (560 pF).

3. Transistor : Q1 & Q2 (BC 108), Q3 & Q6 (2N6107), Q4 (2N5294) dan Q5 & Q7 (2N3773).

4. Loudspeaker : 12 Inch Sub Woofer 100 Watt

Catatan :

- Gunakan kapasitor dengan tegangan 100 volt keatas

- Gunakan resistor dengan dispasi daya yang sesuai dengan rangkaian

- Gunakan heatsinks pada Q4, Q5, Q6 dan Q7.



Lihat juga rangkaian amplifier 50 watt, amplifier 150 watt, inverting amplifier, summing amplifer dan prinsip kerja transistor sebagai penguat.



Referensi:

- http://www.circuitstoday.com



Amplifier 50 Watt | Rangkaian Amplifier 50 Watt | Amplifier Sederhana

amplifier 50 watt



Gambar rangkaian amplifier 50 watt



Rangkaian amplifier 50 watt diatas adalah merupakan rangkaian elektronika amplifier yang menggunakan transistor sebagai penguat. Catu daya yang digunakan adalah catu daya dengan tegangan 50 sampai dengan 60 volt. Untuk dijadikan peralatan sound system rangkaian ini masih cukup sederhana dan tidak mempunyai pilihan equalizer yang lebih memadai. Tapi mungkin rangkaian ini bisa berguna manakala anda mempunyai rangkaian yang membutuhkan penguatan dengan metode yang sederhana dan tidak menghabiskan biaya. Seperti contoh anda mempunyai rangkaian pengusir binatang yang outputnya hanya berkisar pada nilai miliwatt, sehingga rencana anda untuk mengusir binatang pengganggu dari rumah anda jadi kurang maksimal. Dengan rangkaian amplifier 50 watt yang sederhana ini saya yakin gelombang ultrasonic yang anda dapatkan akan lebih nendang.



Prinsip kerja rangkaian amplifier 50 watt diatas sebenarnya tidak terlalu .sulit untuk dimengerti. Rangkaian tersebut hanya menggunakan beberapa variasi dari rangkaian transistor sebagai penguat. Seperti pada beberapa rangkaian amplifier transistor pada umumnya, proses penguatan dilakukan pada bagian awal dan pertengahan proses. Sedangkan pada bagian akhir biasanya transistor tidak lagi berfungsi untuk menguatkan sinyal hingga berkali-kali, melainkan hanya untuk menjembatani antara sinyal keluaran yang sudah dikuatkan dengan loudspkeaker sebagai beban. Karena seperti yang pernah saya katakana sebelumnya bahwa, kebanyakan rangkaian penguatan transistor itu mempunyai impedansi keluaran yang cukup tinggi sehingga akan sangat terbebani apabila dibebankan dengan loudspeaker yang hanya mempunyai tahanan beberapa ohm saja. Mengapa demikian anda bisa membaca artikel saya tentang aturan pembagi tegangan dan pengali tegangan.



Daya yang dihasilkan oleh rangkaian amplifier diatas adalah kurang lebih 50 watt. Komponen yang digunakan tidak terlalu banyak dan juga pembuatan rangkaian tidak terlalu rumit. Anda bisa menambah koleksi rangkaian elektronika anda dengan rangkaian yang satu ini. Dan mungkin suatu saat anda akan membutuhkan rangkaian amplifier ini. Jika anda merasa 50 watt masih kurang memadai anda bisa mencoba rangkaian amplifer 100 watt dan amplifier 150 watt. Lihat juga rangkaian loudspeaker driver dan inverting amplifier.



Referensi :

http://www.circuittoday.com



Jumat, 21 Mei 2010

RANGKAIAN ADC | ANALOG TO DIGITAL CONVERTER

rangkaian adc



Gambar rangkaian ADC (Analog Digital Converter)



Rangkaian ADC adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital, dalam artian sinyal yang awalnya tidak bisa ditentukan nilai numericnya menjadi sinyal yang mempunyai sifat numeric. Sebenarnya saat ini sudah banyak sekali IC yang dibuat khusus untuk kegunaan fungsi ADC, bahkan ada yang sudah terintegrated dengan IC Mikrokontroller yang pastinya lebih mendukung aplikasi rangkaian yang lebih komplek. Tetapi dengan contoh rangkaian adc diatas setidaknya anda akan dapat memahami prinsip kerja dari rangkaian adc yang sesungguhnya.



Sebenarnya prinsip dasar adc muncul dari pemikiran bahwa sinyal analog yang mempunyai jangkah amplitude dari 0 volt sampai dengan tegangan puncak bisa dibagi rata menjadi beberapa potongan atau bagian yang nantinya setiap bagian potongan tersebut mewakili satu angka numeric atau digital. Sebagai contoh anda membuat rangkaian adc dengan menerapkan aturan jangkah tegangan per 1 mV akan menghasilkan output 1 angka numeric, jika input sinyal analog rangkaian anda adalah sinyal dengan tegangan 20 mV, maka anda akan membagi jangkah amplitudo 20 mV tersebut menjadi 20 bagian dan hasilnya anda akan mendapatkan output dengan jumlah numeric 20. Dengan kata lain rangkaian adc anda berfungsi membagi tegangan analog dengan jangkah pembagian per 1 mV. Lain cerita jika anda menerapkan aturan pada rangkaian adc anda dengan jangkah pembagian per 1 V untuk mewakili satu keluaran numeric, maka dapat dipastikan bahwa sinyal input analog 20 mV tersebut hanya akan menghasilkan keluaran digital numeric 1. Begitupun dengan sinyal analog 30 mV, 45 mV, 60 mV, 500 mV atau berapapun selama tidak melebih 1 volt maka rangkaian adc anda tetap akan menghasilkan angka 1 (satu).



Jadi dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa semakin rapat range pembagian yang digunakan pada rangkaian adc maka keluaran yang didapat akan semakin bagus dan mendekati sempurna. Sehingga dengan begitu kemungkinan pembalikan kembali sinyal keluaran menjadi sinyal analog akan lebih bisa dilakukan. Tetapi semuanya tergantung dari aplikasi dan kegunaan rangkaian adc anda tersebut, bisa saja penggunaan range yang lebih rapat malah akan menjadi sia-sia manakala aplikasi dari rangkaian tersebut hanya menuntut kegunaan yang lebih sederhana.



ANALISA DAN PRINSIP KERJA RANGKAIAN ADC|DIATAS



  1. Rangkaian adc diatas memanfaatkan rangkaian pembanding op-amp sebagai rangkaian dasar. Dimana perbedaan yang sedikit pada kedua terminal input op-amp akan menghasilkan tegangan sebesar Vdd atau Vcc op-amp. Jika tegangan pada terminal positif input lebih besar dari pada terminal negative input maka keluaran adalah 9 volt (sesuai dengan Vdd), sedangkan jika tegangan pada terminal negative input lebih besar maka tegangan keluarannya adalah 0 volt (sesuai dengan Vcc).
  2. Menggunakan 3 (tiga) buah op-amp dengan tujuan setiap satu op-amp mewakili satu jangkah pembagian tegangan input.
  3. Pada masing-masing terminal negative input op-amp mendapatkan tegangan referensi (penentuan) yang ditentukan oleh pembagian tegangan antara R1, R2, R3 dan R4.
  4. R2, R3 dan R4 sengaja dibuat dengan nilai yang sama dengan maksud supaya tegangan pada terminal negative (referensi) masing-masing op-amp membentuk jangkah atau range yang teratur.
  5. Masing-masing terminal positif input op-amp digabung dan digunakan sebagai jalur input sinyal analog. Hal ini sengaja diatur supaya posisi sinyal input analog tersebut bisa dibaca oleh masing-masing op-amp yang mana pada masing-masing terminal negative input op-amp tersebut sudah dipasang tegangan penentu.
  6. IC3 mewakili range tegangan terendah, kemudian dilanjutkan oleh IC2, IC1 mewakili range tertinggi.
  7. Tegangan pada terminal negative input IC3 adalah (R4 / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt.

= (10K / 31,2K) x 9 volt = 2,89 volt.

  1. Tegangan pada terminal negative input IC2 adalah ((R3+R4) / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt = (20K / 31,2K) x 9 volt = 5.77 volt
  2. Tegangan pada terminal negative input IC1 adalah ((R2+R3+R4) / (R1+R2+R3+R4)) x 9 volt = (30K / 31,2K) x 9 volt = 8,65 volt
  3. Jadi dari perhitungan tegangan referensi pada terminal negative input ke-tiga op-amp tersebut adalah mempunyai delta atau jangkah tegangan 2.88 volt.
  4. Tegangan 2,88 volt ini yang saya sebut sebagai jangkah tegangan referensi atau penentu. Jadi bisa disimpulkan bahwa rangkaian diatas akan membaca sinyal input analog :

- 0 sd 2,88 volt sebagai angka 0

- > 2,88 volt sd 5,77 volt sebagai angka 1

- > 5,77 volt sd 8,65 volt sebagai angka 2

- > 8,65 volt sebagai angka 3

  1. Rangkaian adc diatas hanya menghasilkan 2 (dua) digit keluaran, anda bisa membuat rangkaian adc dengan digit keluaran yang lebih banyak dan lebih rapat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda.

Lihat juga prinsip dasar pembagi tegangan, rangkaian DAC, penguat inverting dan Summing Inverting.





PEMBANGKIT PULSA DENGAN GERBANG | OSCILLATOR GERBANG LOGIKA | FLIP FLOP GERBANG LOGIKA

oscillaltor gerbang logika





Gambar rangkaian gerbang pembangkit pulsa | Oscillator gerbang logika



Rangkaian pembangkit pulsa diatas adalah merupakan pembangkit pulsa yang menggunakan gerbang logika. Banyak sekali jenis dan variasi rangkaian yang bisa membangkitkan pulsa. Yang paling sederhana adalah yang menggunakan transistor atau yang sering disebut dengan flip-flop. Ada juga yang menggunakan integrated circuit seperti IC 555. Ada lagi yang memanfaatkan resonansi dari hubungan kapasitor dan inductor sebagai oscillator. Yang pasti apapun bentuk rangkaiannya dan apapun komponen yang digunakan harus bisa membangkitkan gelombang listrik dengan tegangan yang mempunyai puncak (logika 1) dan lembah (logika 0) secara kontinyu.



Setiap variasi rancangan rangkaian pembangkit pulsa mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, tinggal bagaimana keputusan anda agar rangkaian tersebut tepat guna. Contohnya untuk membuat sinyal clock untuk kegunaan yang sederhana anda bisa hanya memanfaatkan transistor tetapi jika membutuhkan sinyal clock yang lebih akurat dan bentuk pulsa yang sempurna anda bisa menggunakan IC Astable ataupun gerbang logika. Atau barang kali anda butuh sinyal dengan frekuensi tinggi sekali ( sd Mhz) anda bisa memanfaatkan kombinasi inductor, resistor dan kapasitor.



Nilai frekuensi dari rangkaian gerbang pembangkit pulsa diatas adalah ditentukan oleh nilai kapaitor C2, R2, R3 dan VR2. Semakin besar nilai dari komponen-komponen tersebut maka frekuensi akan semakin rendah dan sebaliknya. Sebenarnya tidak ada yang sulit untuk membuat rangkaian pembangkit pulsa, hampir semua rangkaian yang berbasis waktu adalah memanfaatkan sifat pengisian dan pelepasan muatan pada kapasitor. Oleh karena itu seperti apapun bentuk variasi rangkaian pembangkit pulsa, selalu saja nilai kapasitor yang lebih besar akan membuat frekuensi yang dihasilkan lebih kecil atau periode waktu yang lebih lama, sedangkaan nilai kapasitor yang lebih kecil akan menghasilkan frekuensi keluaran yang lebih besar.



Lihat juga rangkaian oscillator jembatan wien, rangkaian frekuensi meter dan rangkaian monostable





SUMMING AMPLIFIER | SUMMING INVERTING | RANGKAIAN SUMMING INVERTING

rangkaian summing inverting



Gambar rangkaian summing inverting | gambar rangkaian summing amplifier



Summing Amplifier adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mejumlahkan dua buah atau lebih tegangan listrik. Rangkaian ini dibuat dengan menggunakan IC Operational Amplifier yang memiliki banyak kegunaan dan aplikatif. Contoh lain rangkaian elektronika yang mengandalkan ic op-amp adalah seperti rangkaian DAC (Digital Analog Converter) dan ADC (Analog Digital Converter) serta banyak lagi contoh rangkaian lain. Rangkaian summing ini juga sebenarnya sama dengan operational amplifier lainnya, hanya saja bedanya pada pengaturan tahanan input.



Rangkaian summing diatas menghasilkan keluaran yang terbalik (inverting), hal ini dikarenakan rangkaian tersebut diatas menggunakan rangkaian inverting sebagai rangkaian dasar. Secara definisi keluaran dari rangkaian summing inverting diatas mungkin dapat anda simpulkan bahwa Vout = Vin1 + Vin2 + Vin3 + Vdst. Tetapi sebenarnya kondisi rumus tersebut sengaja dirancang dengan memanfaatkan sifat tahanan parallel pada bagian input rangkaian. Seperti contoh rangkaian inverting yang mempunyai tahanan input yang sama dengan tahanan penguatan, maka gain (penguatan) dari rangkaian tersebut adalah 1 (satu) kali. Tegangan keluaran yang didapat adalah 1 x tegangan input, sehingga tegangan ouput = tegangan input. Tapi jika anda menambahkan satu buah tahanan yang mempunyai nilai sama dengan tahanan input secara parallel maka sesuai dengan rumus tahanan pengganti parallel, tahanan input akan menjadi ½ dari tahanan penguatan. Pada kondisi ini tegangan keluaran yang didapat adalah (1 / (1/2)) x Vin = 2 x Vin. Jadi sama seperti anda membuat dua buah input yang kemudian dari keduanya tersebut anda jumlahkan sebagai hasil dari tegangan keluaran.



Prinsip dasar dari rangkaian summing inverting ini adalah mempunyai tahanan input yang sama pada masing-masing jalur input yang ada. Tahanan input tersebut juga mempunyai nilai yang sama dengan tahanan penguatan. Jadi jika seandainya hanya menggunakan satu buah jalur input maka tegangan output akan sama dengan tegangan input. Hal itu dikarenakan nilai gain atau penguatan adalah 1. Sedangkan jika semakin banyak jalur input maka nilai penguatan juga akan semakin besar dikarenakan tahanan pengganti input akan semakin kecil akibat hubungan tahanan yang parallel.



ANALISA DAN KESIMPULAN RANGKAIAN SUMMING INVERTING



  1. Tegangan keluaran berkebalikan dengan tegangan masukan dikarenakan penggunaan dasar rangkaian inverting amplifier biasa.
  2. Tegangan input seolah-olah dijumlahkan oleh rangkaian, padahal sebenarnya hanya memanfaatkan hubungan parallel tahanan input, dimana penetapan nilai tahanan yang sama pada masing-masing jalur input akan mengakibatkan penguatan yang teratur, sehingga tegangan keluaran akan didapat dengan penguatan yang teratur pula.
  3. Atau bisa juga anda ibaratkan setiap jalur input adalah berada pada posisi masing-masing secara terpisah dan mempengaruhi penguatan ouput secara terpisah pula. Pada masing-masing jalur berlaku penguatan (Rgain / Rinput).


Cara kerja rangkaian summing inverting ini sama dengan jenis rangkaian op-amp lainnya seperti ADC dan DAC, yang pasti apapun
variasinya, tegangan output adalah (Rgain / Rinput) x tegangan input.




Lihat juga rangkaian amplifier transistor, rangkaian DAC dan rangkaian ADC.



Sabtu, 15 Mei 2010

MEMBUAT KUNCI DIGITAL | RANGKAIAN KUNCI DIGITAL | KUNCI ELEKTRONIK

rangkaian kunci digital

Gambar rangkaian kunci digital | kunci elektronik



Rangkaian kunci elektronik adalah merupakan rangkaian elektronika yang bisa digunakan sebagai security system atau system keamanan. Sudah banyak sekali kita temukan pada zaman sekarang contoh-contoh yang menerapkan fungsi dari rangkaian kunci elektronik atau kunci digital ini. Seperti contoh penerapan system keamanan pada brankas-brankas yang digunakan oleh perusahaan penyedia jasa keuangan seperti perbankan. Atau contoh yang lain bisa kita temukan pada penggunaan PIN (Personal Identification Number) pada mesin atm dan mesin electronic data capture lainnya. Memang bisa dikatakan rangkaian diatas adalah merupakan contoh dasar dari penerapan system keamanan yang berbasis disiplin ilmu elektronika digital. Tapi anda bisa mengembangkan menjadi rangkaian yang lebih komplek sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda.



Rangkaian kunci digital diatas hanya memenuhi pengamanan yang mempunyai fungsi pembandingan sebanyak 2 digit. Dimana terdiri dari bagian penentu nilai awal dan bagian pengolah kode masukan. Pada bagian penentu nilai referensi awal digunakan dua buah ic counter yang masing-masing mewakili digit satuan dan digit puluhan. Dimana masukan dari ic counter ini berasal dari dua buah saklar push button sebagai saklar picu. Untuk meredam bouncing dari hentakan saklar push button tersebut, maka digunakan penyulut Schmitt trigger. Sehingga input cacahan akan sempurna dan tidak terjadi error cacahan alias cacahan yang melompat-lompat.



Kemudian ke-8 bit (masing-masing 4 bit) dari hasil rangkaian counter tersebut dibandingkan dengan 8 bit dari bagian input kunci dengan menggunakan ic pembanding 4063. Bila hasil dari perbandingan tersebut sama maka rangkaian driver transistor akan menggerakkan solenoid yang dicouple dengan pintu. Bila hasil perbandingan tidak sama maka solenoid tidak akan tergerak dan pintu tidak akan bisa terbuka. Tapi jangan takut karena telah disediakan saklar emergency yang berguna sebagai pembuka manual jika terjadi permasalahan pada rangkaian pembandingan atau kelupaan (human error).



Jumat, 14 Mei 2010

RANGKAIAN LAMPU BERJALAN | RANGKAIAN LAMPU BERJALAN DENGAN IC 4017 | RANGKAIAN LAMPU HIAS

Rangkaian lampu berjalan adalah merupakan rangkaian elektronika yang sering dijadikan sebagai hiasan. Baik itu sebagai hiasan dirumah pribadi ataupun di tempat-tempat komersial seperti restaurant, taman, café serta tempat-tempat lain yang dianggap lebih cocok dan menarik jika ditamhkan dengan kerlap-kerlip lampu hias. Lampu berjalan juga sudah dijadikan sebagai hiasan kota pada saat malam hari. Sehingga kota tersebut kelihatan lebih indah dan menarik.



Pada dasarnya semua rangkaian lampu hias menggunakan prinsip kerja yang sama dengan lampu berjalan, yakni memanfaatkan kondisi keluaran yang bergantian atau shift register sehingga dengan kondisi tersebut bisa dibuat kombinasi yang bervariasi antara lampu yang satu dengan yang lain. Apalagi jika kombinasi tersebut bisa dicocokkan dengan penataan warna yang sesuai, sehingga akan tercipta keindahan yang sedap untuk dipandang mata.



Untuk membuat rangkaian lampu hias sebenarnya bisa dibilang cukup mudah. Karena anda tidak perlu menguras pikiran untuk melakukan analisa kerja pada rangkaian dan juga tidak perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian pada rangkaian untuk memperoleh hasil yang maksimal. Yang anda butuhkan hanyalah rangkaian penghasil sinyal clock dan rangkaian shift register atau rangkaian penghasil keluaran yang bergantian. Anda bisa menggunakan rangkaian apa saja sebagai penghasil sinyal clock tersebut, seperti rangkaian oscillator transistor atau rangkaian astable IC 555. Kemudian untuk mendapatkan keluaran yang mempunyai logika bergilir anda bisa menggunakan IC 4017 yang sering dikenal sebagai Jhonson Counter dan paling sering digunakan pada rangkaian lampu berjalan. IC 4017 mempunyai 10 keluaran yang tercacah secara bergilir, yaitu mulai dari O0 (pin 3) sampai dengan O9 (pin 11). Anda bisa melihat keterangan pin IC 4017 beserta table kebenaran pada gambar di bawah ini :

rangkaian lampu berjalan

TABEL KEBENARAN IC 4017

MR

CP0

CP1

OPERATION

H

X

X

O0 = O5-9 = H;O1 to O9 = L

L

H

N

Counter advances

L

P

L

Counter advances

L

L

X

No change

L

X

H

No change

L

H

P

No change

L

N

L

No change

H = HIGH state (the more positive voltage)

L = LOW state (the less positive voltage)

X = state is immaterial

P = positive-going transition

N = negative-going transition

n = number of clock pulse transitions













































Gambar rangkaian lampu berjalan | gambar rangkaian lampu hias



Rangkaian lampu berjalan diatas menggunakan sepuluh buah led sebagai indicator keluaran. Kecepatan kedipan lampu ditentukan oleh nilai R1, C1 dan VR1. Semakin besar nilai dari ketiga komponen tersebut maka jangka waktu akan semakin lama dan begitu juga sebaliknya. Keluaran dari IC 4017 mempunyai supply arus yang sangat terbatas sehingga anda harus menambahkan rangkaian driver sebagai switching pada arus beban yang lebih besar. Rangkaian driver tersebut bisa menggunakan transistor, SCR ataupun relay. Anda bisa juga menggerakkan lampu tegangan tinggi seperti lampu jala-jala PLN 220 volt dengan rangkaian diatas. Yakni dengan menggunakan relay ataupun SCR sebagai driver. Hanya saja jika anda menggunakan SCR maka anda harus menyearahkan terlebih dahulu supply PLN 220 volt dengan rangkaian penyearah, anda bisa menggunakan dioda 4007 empat buah untuk membuat rangkaian penyearah tersebut. Tapi jika anda menggunakan relay anda tidak perlu menyearahkan terlebih dahulu tegangan jala-jala 220 volt, anda cukup menghubungkan supply PLN tersebut dengan terminal pensaklaran relay. Hal ini dimungkinkan karena relay itu sebenarnya mempunyai prinsip kerja yang sama dengan saklar mekanik. Bedanya hanya pada relay digerakkan oleh gaya magnet, sedangkan pada saklar mekanik digerakkan oleh manusia.



DAFTAR KOMPONEN

  1. Resistor : R1 (1 Kohm), R2 – R11 (220 ohm) dan VR1 (4K7)
  2. Kapasitor : 10 uF
  3. Led : 10 buah
  4. Integrated circuit : IC1 (NE555) dan IC2 (4017)
  5. Supply 9 volt