Tampilkan postingan dengan label Prinsip Kerja dan Teori Rangkaian Elektronika Dasar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Prinsip Kerja dan Teori Rangkaian Elektronika Dasar. Tampilkan semua postingan

Minggu, 02 Mei 2010

TEORI THEVENIN | RANGKAIAN PENGGANTI THEVENIN

rangkaian pengganti thevenin

Gambar rangkaian pengganti thevenin



Jujur saja materi tentang teori thevenin sudah lama sekali saya tidak mempelajarinya, seingat saya hanya pada saat kuliah dan itupun hanya sekerdarnya saja. Maklum kalau lagi disuruh belajar pengennya banyak-banyak main, tapi kalau sudah tidak duduk lagi di bangku akademis baru hasrat belajarnya timbul. Mungkin karena keseharian terlalu terkuras akibat pekerjaan yang hampir-hampir menjadikan kita bagai sebuah robot. Saya juga tidak tahu persis isi dari terori dasar thevenin yang sebenarnya, hanya saja saya bisa sedikit memahami bagaimana maksud sebenarnya dari teori ini. Dimana arus yang mengalir serta tegangan yang jatuh pada suatu beban dalam suatu rangkaian elektronika bisa diperoleh dengan menggunakan rangkaian pengganti thevenin. Dimana rangkaian pengganti thevenin itu sendiri adalah berupa tahanan pengganti thevenin (Rth) yang terhubung seri dengan tegangan pengganti thevenin (Eth) serta diperoleh dari pelepasan beban dari rangkaian dan melakukan pengukuran pada terminal yang terbuka tersebut. Jadi sebenarnya maksud dari thevenin ini kira-kira seperti ini : Seperti apapun bentuk dari suatu rangkaian elektronika dengan varisasi seri dan parallel pada suatu beban bisa digantikan dengan satu buah tahanan dan satu buah tegangan supply yang diperoleh dari pengukuran pada terminal beban yang dilepaskan.



Analisa Rangkaian Pengganti Thevenin



  1. Lihat pada gambar rangkaian pertama, arus yang mengalir dan yang jatuh pada beban diukur dengan menggunakan multimeter. Tegangan dan arus ini akan digunakan sebagai acuan terhadap hasil dari rangkaian pengganti thevenin.
  2. Pada gambar rangkaian kedua, mencari tahanan pengganti thevenin pada terminal beban yang terlepas dan menganggap tegangan supply tidak memiliki tahanan 0 ohm. anda bisa menghitung berapa tahanan pengganti pada terminal terebut dengan rumus tahanan pengganti pada rangkaian seri dan parallel atau dengan langsung melakukan pengukuran dengan multimeter pada terminal tersebut.
  3. Setelah mendapatkan tahanan pengganti sekarang anda harus mencari tegangan penggantinya dengan melakukan pengukuran pada terminal beban yang terlepas tadi.
  4. Setelah didapatkan tahanan dan tegangan pengganti thevenin sekarang anda tinggal memasangkan beban yang tadi anda lepas pada rangkaian pengganti thevenin. Kemudian coba anda cocokkan jumlah arus yang mengalir dan tegangan yang jatuh pada beban pada rangkaian pengganti dengan hasil pada pengukuran awal anda tadi.
  5. Jika hasilnya sama berarti anda telah berhasil mendapatkan nilai tahanan dan tegangan pengganti thevenin dengan benar.



Kembali saya sarankan kepada anda supaya anda menggunakan protoboard pada percobaan-percobaan yang dimaksudkan hanya untuk memahami cara kerja dari rangkaian tersebut. Karena dengan begitu anda bisa melakukan pengembangan atau modifikasi sesuai naluri anda dalam rangka proses pemecahan masalah dan pencapaian solusi. Lihat juga prinsip kerja hukum ohm, kirchoff dan jembatan wheatstone.



Minggu, 18 April 2010

Prinsip Kerja Rangkaian Pengali Tegangan | Cara Kerja Rangkaian Pengali Tegangan

rangkaian pengali tegangan



Gambar rangkaian pengali tegangan | Skema rangkaian pengali tegangan



Sebenarnya jika anda memahami dengan baik cara kerja dari kapasitor dan dioda, saya yakin anda akan dengan mudah memahami cara kerja dari rangkaian pengali tegangan. Rangkaian pengali tegangan pada dasarnya memanfaatkan sifat pengisian dan pelepasan muatan pada kapasitor serta sifat bias forward-reverse dari dioda. Beberapa contoh pemanfaatan rangkaian pengali tegangan adalah pada rangkaian bagian tabung CRT dari televisi dan pada rangkaian pengapian busi (saya tidak tahu secara pasti tulisan dari ‘busi’) pada kendaraan bermotor. Tegangan yang dicapai bisa sampai ribuan volt tergantung rangkaian yang diinginkan. Dulu waktu masih kuliah saya pernah bertanya pada seorang teman karib saya yang bernama ‘Sukirno’ yang merupakan seorang yang memahami dengan baik sebagain besar dasar-dasar kelistrikan dan elektronika. Saya bertanya kepadanya, mengapa sengatan oleh tegangan ribuan volt yang ada pada bagian pengapian atau busi motor tidak sekuat dari sengatan listrik PLN yang hanya 220 Volt ? bahkan sengatan listrik PLN dapat menyebabkan kematian. Anda ingin menjawabnya ? coba kenapa …



Teman saya sukir kemudian mengatakan bahwa dalam dunia fisika ada yang namanya energi masuk sama dengan energi yang keluar, begitu juga dibidang kelistrikan. Daya yang masuk suatu rangkaian atau proses kelistrikan akan sama dengan daya yang keluar atau daya yang dihasilkan oleh rangkaian tersebut. Tegangan ribuan volt yang ada bagian pengapian motor tidak akan mampu bertahan pada posisi ribuan volt pada saat terhubung dengan manusia, hal ini dikarenakan daya total dari rangkaian pengapian tidak akan mampu mengalirkan arus sebesar ketentuan I = V (ribuan volt) / nilai resistansi tubuh manusia. Jika daya dari rangkaian pengapian tersebut sangat kecil maka arus yang akan mengalir akan sangat kecil pula sesuai dengan rumus P (daya) = I2 R. Jika anda masih belum percaya maka anda bisa mencoba percobaan sebagai berikut :



- Sediakan Batere kering 0,5 ampere dengan tegangan 9 volt. Coba anda pasang beban resistor 10 watt dengan nilai 1 ohm dan diseri dengan multimeter (pada posisi pengukuran arus) serta diparalel dengan resistor 1 ohm (posisi pengukuran tegangan). Secara teori maka arus yang akan mengalir pada resistor adalah 9 volt / 1 ohm yaitu 9 ampere. Kemudian anda bandingkan dengan hasil dengan nilai yang tertera pada multimeter. Saya yakin perhitungan anda akan meleset he… Hasilnya tegangan yang seharusnya 9 volt akan berubah menjadi jauh lebih kecil karena tidak sesuai dengan daya yang dimilki, arus yang mengalir juga tidak akan mencapai 9 ampere.



Cara Kerja Rangkaian Pengali Tegangan di atas :

  1. Awalnya pada saat supply siklus positif pertama arus akan mengalir melalui D1 dan akan mengisi kapasitor 100 uF dan 10 uF secara bersamaan. Tegangan supply = tegangan pada C1 + tegangan dioda D1 (0,7 V) + tegangan C2. Hanya saja tegangan pada kapasitor C2 10 uF akan lebih besar dan hampir sama dengan supply dikarenakan lebih cepat terisi penuh (seusai cara kerja kapasitor).
  2. Kemudian pada saat siklus negative arus akan mengalir melalui D2 dan kapasitor 100 uF akan melakukan pelepasan muatan secara cepat dan kembali melakukan pengisian. Kapasitor 10 uF juga akan sedikit melakukan pelepasan muatan melalui tahanan R1.
  3. Pada siklus positif selanjutnya tegangan yang jatuh pada kapasitor 10 uF akan dua kali dari tegangan supply. Jika anda mengganti nilai R1 dengan nilai yang lebih kecil maka nilai pengalian tegangan juga akan mengecil, bahkan sampai pada titik tidak ada penguatan jika nilai R1 terlalu kecil yang mengakibatkan muatan pada kapasitor 10 uF terkuras habis pada saat proses pengisian. Lihat juga cara kerja kapasitor dan dioda …





http://www.electronicandlife.blogspot.com



PRINSIP KERJA KAPASITOR | CARA KERJA KAPASITOR

Pada kesempatan kali ini1 saya akan mencoba membahas mengenai cara kerja dari kapasitor. Kebanyakan orang terkadang masih bingung mengenai cara kerja dari kapasitor. Saya sendiri pada saat kuliah juga beberapa kali berubah pemahaman tentang bagaimana sebenarnya kapasitor itu bekerja. Seingat saya dulu pernah salah satu dosen bidang elektronika mengatakan bahwa kapasitor itu tidak bisa dilewati oleh arus searah dan oleh arus bolak-balik dianggap bagaikan seutas kawat. Sehingga pada waktu itu saya dan teman-teman khususnya salah satu sohib saya yang senang menganalisa rangkaian elektronika mempunyai pandangan seperti yang dikatakan oleh dosen tersebut. Sampai saat ini juga saya masih sering menjumpai beberapa orang yang menyimpulkan bahwa cara kerja kapasitor itu adalah seperti pendapat di atas. Sebenarnya saya tidak menyalahkan sepenuhnya pemahaman di atas, hanya saja setelah beberapa kali saya melakukan analisa terhadap kerja kapasitor sesungguhnya tidak bisa kita simpulkan secara pasti seperti pendapat di atas. Kapasitor itu bekerja sesuai dengan sifat atau karakteristik asli dari kapasitor itu sendiri. Tidak membedakan apakah arus searah atau arus bolak balik, yang pasti kapasitor hanya bekerja sesuai dengan karakterisitik yang sebenarnya.

Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867) dan dengan satuan farad. Komponen penyusun kapasitor itu sebenarnya adalah dua buah plat sejajar yang dipisahkan oleh bahan dielektrik (contoh : vacum, kertas, mika, keramik dll ) dan mempunyai sifat dasar bahwa kapasitor itu bila dialiri arus listrik maka akan menyimpan muatan, pengisian muatan itu terjadi selama kapasitor itu belum terisi penuh. Kemudian kapasitor akan melakukan pelepasan muatan apabila polaritas tegangan dari terminal yang dihubungkan padanya lebih rendah. Pelepasan muatan ini bisa saja terjadi walaupun kapasitor belum terisi penuh selama adanya perbedaan polaritas. Sesuai dengan aturan listrik bahwa arus listrik itu mengalir dari polaritas yang lebih tinggi ke polaritas yang lebih rendah. Muatan yang tersimpan dalam kapasitor dapat dihitung dengan rumus :



Q = C V



Dimana :



Q = Muatan listrik dalam Coulomb

C = Nilai kapasitansi dalam Farad

V = Nilai tegangan dalam volt



Nilai kapasitansi dihitung dengan rumus :



C = (8,85 x 10-12) (k A/t)



Dimana :



K = Konstanta dielektrik



Untuk bisa memahami secara meyakinkan mengenai cara kerja kapasitor, mari kita pelajari beberapa kombinasi dari rangkaian kapasitor di bawah ini.



I. Cara Kerja Kapasitor Pada Pengujian I









Gambar sinyal saat pelepasan muatan lebih lama



Mari kita perhatikan gambar di atas, pada saat saklar SW1 kita hubungkan dengan + supply 9V, maka kapasitor akan melakukan proses pengisian. Karena tidak ada tahanan kapasitor C1 bisa terisi langsung dengan cepat. Kemudian saat kita ubah posisi SW1 ke ujung R1 47K maka, kapasitor C1 akan melakukan pelepasan muatan. Hal ini terjadi karena polaritas pada ujung R1 lebih kecil dibanding dengan polaritas pada ujung terminal C1. Polaritas tegangan pada C1 adalah sesuai dengan supply pada waktu pengisian sedangkan pada R1 adalah 0 volt. Proses pelepasan muatan C1 bisa anda lihat pada gambar grafik di atas, dimana pelepasan kapasitor berlangsung sedikit lama dikarenakan ditahan oleh R1. R1 membuat arus yang mengalir pada saat pelepasan muatan menjadi kecil sehingga proses pelepasan menjadi lebih lama.



II. Cara Kerja Kapasitor Pada Pengujian II













Gambar sinyal saat pengisian muatan lebih lama



Coba perhatikan gambar di atas, sengaja saya rancang berkebalikan dengan rangkaian kapasitor yang pertama supaya anda bisa dengan mudah memahami. Jika pada rangkaian pertama proses pengisian berlangsung sangat cepat dan proses pelepasan terjadi lebih lama, tapi pada rangkaian yang kedua ini proses pengisian yang menjadi lebih lama, sedangkan proses pelepasan terjadi sangat cepat sekali. Mengapa demikian karena semakin besar tahanan yang dipasang seri dengan kapasitor baik itu pada rangkaian pengisian atau pelepasan maka arus yang mengalir dari kapasitor akan semakin kecil sehingga muatan listrik yang ada pada kapasitor akan lebih lama habisnya. Sedangkan jika tidak ada tahanan yang dipasang seri terhadap kapasitor maka arus akan mengalir lebih besar dan kapasitor akan terisi penuh dengan lebih cepat. Kejadian di atas bisa anda analogikan seperti sebuah penampungan air. Pipa yang mempunyai diameter lebih besar akan menjadikan pengisian atau pembuangan air menjadi lebih cepat, sedangkan pipa yang lebih kecil akan membuat pengisian atau pembuangan air menjadi lebih lama.



III. Cara Kerja Kapasitor Pada Pengujian III















Gambar sinyal tegangan kapasitor dengan tegangan AC



Pada rangkaian yang ketiga ini saya akan mencoba kerja kapasitor dengan sumber tegangan bolak balik 10 Vac dan frekuensi 1 Hz. Yang menarik bagi saya sejak dulu kebanyakan orang berpendapat bahwa arus bolak balik bisa melewati kapasitor seperti sebuah kawat sedangkan arus searah tidak bisa melakukannya. Coba perhatikan gambar grafik di atas, Sinyal yang berwarna merah adalah tegangan yang diukur dengan osiloscope pada kapasitor 100 µF (rangkaian I) sedangkan sinyal yang berwarna biru adalah tegangan yang diukur pada kapasitor 1 µF (rangkaian II). Jika kita cermati maka sesungguhnya pada rangkaian I, kapasitor 100 µF berkerja hampir seperti sebuah kawat, sehingga tegangan sebagian besar akan jatub pada resistor dan tegangan pada kapasitornya sendiri mendekati 0 volt (sesuai dengan aturan pembagian tegangan). Kemudian pada rangkaian II, kapasitor bekerja seperti kawat yang terbuka, ini bisa kita lihat dari tegangan yang ada pada kapasitor tersebut. Tegangan yang berwarna biru pada grafik di atas menunjukkan tegangan yang ada pada kapasitor 1 µF, dimana tegangan tersebut hampir sama dengan tegangan puncak dari tegangan supply. Cara kerja kapasitor pada rangkaian II bagaikan saklar yang terbuka dan tahanan yang begitu besar membuat tegangan sebagian besar jatuh padanya.



Analisa dari kedua rangkaian dengan tegangan AC di atas adalah :



  1. Pada rangkaian I, nilai kapasitor lebih besar akan membuat proses pengisian menjadi lambat sehingga kapasitor baru terisi sedikit, supply tegangan sudah berbalik ke siklus sebaliknya.
  2. Pada rangkaian II, nilai kapasitor yang lebih kecil akan membuat proses pengisan menjadi lebih cepat, sehingga kapasitor telah terisi penuh sebelum siklus selanjutnya dan pada kondisi kapasitor yang penuh arus tidak akan bisa melewati kapasitor dikarenakan adanya keseimbangan. Jadi dengan begitu tegangan antara kapasitor akan sama dengan tegangan supply (seharunya tegangan kapasitor mendelkati 0 V jika berpedoman pada pendapat kebanyakan orang selama ini, kenyataannya malah berkebalikan.
  3. Pada rangkaian I dan II tidak memiliki perbedaan prinsip, intinya pada saat proses pengisian kapasitor sebelum kapasitor terisi penuh maka arus akan tetap mengalir pada rangkaian. Tetapi arus tidak akan mengalir lagi jika kapasitor sudah terisi penuh. Pelepasan muatan terjadi apabila nilai potensial berkebalikan dengan posisi potensial pada saat pengisian.



IV. Cara Kerja Kapasitor Pada Pengujian IV











Gambar perbandingan sinyal kapasitor dengan tahanan yang dipasang seri



Yang terakhir adalah rangkaian yang saya yakin akan membuat anda paham dengan cara kerja kapasitor. Coba pehatikan, jumlah tegangan pada R5 dan C5 adalah sama dengan tegangan supply sesuai dengan yang ditunjukkan grafik di atas. Tegangan pada kapasitor ditunjukkan oleh kurva yang berwarna merah sedangkan tegangan pada resistor oleh kurva yang berwarna biru. Alur kerjanya adalah, arus listrik mengalir melalui kapasitor kemudian berlanjut pada resistor. Selama kapasitor belum terisi penuh maka arus listrik akan tetap mengalir pada rangkaian tersebut, arus listrik yang mengalir akan semakin mengecil seiring terisinya kapasitor. Jika pada pengisian tegangan pada kapasitor bernilai kecil, maka sisa tegangan yang lebih besar jatuh pada resistor, sebaliknuya pada saat kapasitor sudah terisi penuh maka tegangan yang jatuh pada resistor akan bernilai 0 volt dikarenakan tidak ada lagi arus yang mengalir pada rangkaian.



Dari beberapa kombinasi rangkaian pengujian kapasitor di atas, maka kesimpulannya adalah :



  1. Kapasitor bisa dilewati oleh arus searah maupun arus bolak-balik. Hanya saja pada rangkaian arus searah, arus hanya akan mengalir pada saat proses pengisian kapasitor dan kapasitor belum terisi penuh.
  2. Kapasitor tetap tidak bisa dilewati oleh arus bolak balik manakala nilai dari kapasitor tersebut terlalu kecil dibandingkan dengan tegangan supply yang diberikan kepada kapasitor serta frekuennsi tegangan supply tersebut. Hal ini dikarenakan kapasitor sudah terisi penuh jauh sebelum siklus sinyal selanjutnya.
  3. Selama pengisian kapasitor, arus yang mengalir pada rangkaian akan semakin kecil sampai mencapai 0 ampere pada saat kapasitor penuh.
  4. Proses pelepasan terjadi apabila kedua kaki kapasitor mendapatkan potensial listrik yang terbalik dari pada saat pengisian. Atau dengan kata lain adanya perbedaan potensial antara kapasitor dengan rangkaian yang terhubung padanya.



Tugas anda :



Cobalah membuat rangkaian pewaktu hanya dengan menggunakan masing-masing 1 buah kapasitor, resistor dan led ?



Lihat juga cara kerja dioda





http://electronicandlife.blogspot.com





Sabtu, 17 April 2010

Prinsip Kerja Rangkaian Penyearah | Cara Kerja Rangkaian Penyearah

Pada umunya yang dimaksud dengan rangkaian penyearah adalah rangkaian yang berfungsi untuk menjadikan gelombang yang mempunyai lebih dari satu arah menjadi gelombang satu arah. Sebagai contoh sinyal yang berbentuk sinusoidal dan mempunyai dua arah gelombang, yaitu arah dari kutub positif ke negative dan arah dari negatf ke positif, kemudian dijadikan gelombang yang mempunyai satu arah saja dengan menggunakan rangkaian penyearah. Untuk menyearahkan gelombang biasanya digunakan dioda, Ada dua metode untuk yang digunakan yaitu metode penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier) dan penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier).



I. Rangkaian penyearah Setengah Gelombang





rangkaian penyearah







Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang | Half-wave Rectifier

Rangkaian di atas merupakan rangkaian penyearah yang menggunakan satu buah dioda. Sesuai dengan prinsip dasar dioda, idealnya dioda akan berfungsi seperti seuatas kawat pada saat diberi bias maju dan berfungsi bagaikan saklar terbuka pada saat diberi bias mundur. Maksud dari bias maju adalah apabila pada terminal anodanya (pangkal dari symbol panah) diberi catu positif kemudian terminal katodanya (ujung symbol panah) diberi catu negative. Intinya arus listrik bisa mengalir apabila searah dengan arah panah, sedangkan jika berlawanan dengan arah panah maka arus tidak bisa mengalir.



Jika kita perhatikan gambar gelombang pada osiloscope di atas, gelombang masukan adalah gelombang yang berada di bagian bawah, sedangkan gelombang keluaran adalah yang pada bagian atas. Pada saat siklus positif tegangan yana jatuh pada terminal output idealnya adalah sama dengan tegangan supply, atau tegangan supply – 0,7 V (Dioda silicon) serta tegangan supply – 0,3 V (Dioda germanium). Hal ini terjadi karena dioda diberi bias maju sehingga arus listrik akan melewati dioda bagaikan seutas kawat. Sedangkan pada saat siklus negative, tegangan output hampir sama dengan 0 volt dikarenakan dioda diberi bias mundur (bias reverse) sehingga dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus atau saklar yang terbuka. Sesuai dengan hukum pembagi tegangan, maka tegangan yang jatuh pada terminal yang terbuka atau tahanan yang tak terhingga adalah sama dengan tegangan supply. Jika semua tegangan jatuh pada dioda maka tegangan yang jatuh pada terminal output atau beban 10 Kohm adalah 0 volt.



II. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh









Gambar rangkaian penyearah gelombang penuh | Full-wave Rectifier



Berbeda dengan rangkaian penyearah setengah gelombang, pada rangkaian penyearah gelombang penuh semua siklus akan dimanfaatkan sebagai gelombang keluaran. Pada rangkaian penyearah setengah gelombang, siklus negative dari tegangan AC input dipotong atau tidak dimanfaatkan sama sekali. Sedangkaan pada penyearah gelombang penuh siklus negative dari sinyal input tetap diloloskan dengan menggunakan dioda yang lain. Biasanya untuk rancangan power supply kebanyakan digunakan penyearah gelombang penuh. Untuk prinsip kerjanya rangkaian ini sama saja dengan rangkaian setengah gelombang, perbedaanya adalah penambahan 3 buah dioda untuk bisa meloloskan arus listrik dari kedua siklus.



Coba perhatikan dua buah gelombang pada layar osiloscope, gelombang pada bagian atas adalah tegangan output sedangakan gelombang pada bagian bawah adalah tegangan AC input. Jika kita lihat, pada saat siklus positif tegangan yang jatuh adalah sama dengan input dan juga pada saat siklus negative amplitudo tegangan juga sama dengan tegangan input, hanya saja nilai potensialnya dibalik dari negative menjadi positif. Lihat juga cara kerja kapasitor, teori dasar dioda dan teori dasar kapasitor …





http://www.electronicandlife.blogspot.com

Teori Dasar Dioda | Dasar Teori Dioda | Landasan Teori Dioda

Dioda ditemukan oleh J.A Fleming pada tahun 1904, seorang ilmuwan dari inggris (1849-1945). Mungkin bagi anda seorang yang hobby dengan elektronika atau seorang sarjana elektro, mungkin anda sudah sangat familiar dengan komponen elektronika yang namanya dioda. Bahkan untuk memahami cara kerjanya mungkin sangat mudah sekali bagi anda. Dioda adalah salah satu komponen yang sangat sering digunakan seperti halnya resistor dan kapasitor. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup. Atau untuk bisa lebih mengetahui teori dasar dari dioda, berikut saya kan membahasnya.



I. Simbol Umum Dioda





Gambar simbol dioda



Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai katoda (kaki negative = N).



II. Struktur Dioda Untuk Pertama Kalinya





stuktur dioda



Gambar Struktur dioda



Di atas merupakan gambar dari struktur dioda untuk pertama kalinya. Plate dirancang mengelilingi katoda, didalam katoda ditanam sebuah heater, dimana pada saat katoda dipanaskan maka, electron yang ada pada katoda akan bergerak menuju plate.



III. Bias Maju Dioda





Gambar dioda bias maju



Gambar di atas merupakan gambar karakteristik dioda pada saat diberi bias maju. Lapisan yang melintang antara sisi P dan sisi N diatas disebut sebagai lapisan deplesi (depletion layer), pada lapisan ini terjadi proses keseimbangan hole dan electron. Secara sederhana cara kerja dioda pada saat diberi bias maju adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias maju, maka electron akan bergerak dari terminal negative batere menuju terminal positif batere (berkebalikan dengan arah arus listrik). Elektron yang mencapai bagian katoda (sisi N dioda) akan membuat electron yang ada pada katoda akan bergerak menuju anoda dan membuat depletion layer akan terisi penuh oleh electron, sehingga pada kondisi ini dioda bekerja bagai kawat yang tersambung.



IV. Bias Mundur Dioda







Gambar dioda bias mundur



Berkebalikan dengan bias maju, pada bias mundur electron akan bergerak dari terminal negative batere menuju anoda dari dioda (sisi P). Pada kondisi ini potensial positif yang terhubung dengan katoda akan membuat electron pada katoda tertarik menjauhi depletion layer, sehingga akan terjadi pengosongan pada depletion layer dan membuat kedua sisi terpisah. Pada bias mundur ini dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus dan membuat tegangan yang jatuh pada dioda akan sama dengan tegangan supply.



Berikut adalah beberapa macam dioda yang sering ditemukan :



  1. Dioda Bridge (4 buah dioda penyearah)
  2. Dioda Zener (Sebagai penstabil tegangan)
  3. LED (Light Emiting Dioda)
  4. 7 - Segment
  5. dll



Pada umunya dioda dibuat dari bahan semikonduktor sbb :



  1. Silicon, tegangan yang jatuh pada saat bias maju adalah 0,7 volt.
  2. Germanium, tegangan yang jatuh pada saat bias maju adalah 0,3 volt



Lihat juga cara kerja dari dioda penyearah …





http://www.electronicandlife.blogspot.com