Rangkaian power supply teregulasi ini merupakan rangkaian power supply yang mempunyai keluaran bisa diatur yakni 0 volt sampai dengan 30 volt dan arus 3 A. Menggunakan beberapa transistor daya dan 3 buah operational amplifier sebagai rangkaian driver. Power supply ini sangat cocok untuk anda yang hobby berkutat dengan percobaan elektronika karena bisa menyediakan supply tegangan yang bervariasi. Sehingga anda tidak perlu repot-repot membuat banyak rangkaian power supply untuk memenuhi aneka rangkaian elektronika anda.
Cara kerja rangkaian power supply teregulasi ini adalah sebenarnya sama saja dengan rangkaian power supply pada umumnya. Untuk mengubah tegangan ac atau jala-jala pln menjaadi dc digunakan rangkaian penyearah 4 dioda. Kemudian supply dc ini didriver dengan menggunakan kombinasi 3 buah ic op-amp. Intinya rangkaian ini mekondisikan bagaimana supaya tegangan yang diterima oleh basis transistor Q2 porsinya pas untuk secara linier meloloskan arus dari positif penyearah melewati kolektor Q4 pada saat potensio p1 diputar. Atau dengan kata lain transistor Q2 dan Q4 membentuk kombinasi kerja transistor sebagai penguat yang pada akhirnya akan menjadikan tegangan yang keluar pada terminal emitor Q4 adalah tegangan supply total dikurangi tegangan kolektor emitor Q4. Jadi semakin besar tegangan yang jatuh pada kolektor dan emitor Q4 maka tegangan keluaran akan semakin kecil. Logikanya adalah memperbesar tahanan pada kolektor emitor Q4 ( memperkecil nilai penguatan = memperkecil arus melewari basis) maka akan mengakibatkan kenaikan tegangan pada kolektor emitor Q4 dan memperkecil tegangan keluaran. Begitupun sebaliknya jika arus yang melewati basis Q4 semakin besar maka otomatis penguatan akan semakin besar (tahanan antara kolektor emitor Q4 semakin kecil) dan hasilnya tegangan keluaran akan semakin besar.
Catatan :
Berikut gambar rangkaiannya :
Daftar Komponen :
R1 = 2,2 KOhm 1W
R2 = 82 Ohm 1/4W
R3 = 220 Ohm 1/4W
R4 = 4,7 KOhm 1/4W
R5, R6, R13, R20, R21 = 10 KOhm 1/4W
R7 = 0,47 Ohm 5W
R8, R11 = 27 KOhm 1/4W
R9, R19 = 2,2 KOhm 1/4W
R10 = 270 KOhm 1/4W
R12, R18 = 56KOhm 1/4W
R14 = 1,5 KOhm 1/4W
R15, R16 = 1 KOhm 1/4W
R17 = 33 Ohm 1/4W
R22 = 3,9 KOhm 1/4W
RV1 = 100K trimmer
P1, P2 = 10KOhm linear pontesiometer
C1 = 3300 uF/50V electrolytic
C2, C3 = 47uF/50V electrolytic
C4 = 100nF polyester
C5 = 200nF polyester
C6 = 100pF ceramic
C7 = 10uF/50V electrolytic
C8 = 330pF ceramic
C9 = 100pF ceramic
D1, D2, D3, D4 = 1N5402,3,4 diode 2A - RAX GI837U
D5, D6 = 1N4148
D7, D8 = 5,6V Zener
D9, D10 = 1N4148
D11 = 1N4001 diode 1A
Q1 = BC548, NPN transistor or BC547
Q2 = 2N2219 NPN transistor
Q3 = BC557, PNP transistor or BC327
Q4 = 2N3055 NPN power transistor
U1, U2, U3 = TL081, operational amplifier
D12 = LED
Referensi :
www.discovercircuits.com
lihat juga rangkaian power supply 5 volt dengan dioda zener dan catu daya dengan trafo CT.
Cara kerja rangkaian power supply teregulasi ini adalah sebenarnya sama saja dengan rangkaian power supply pada umumnya. Untuk mengubah tegangan ac atau jala-jala pln menjaadi dc digunakan rangkaian penyearah 4 dioda. Kemudian supply dc ini didriver dengan menggunakan kombinasi 3 buah ic op-amp. Intinya rangkaian ini mekondisikan bagaimana supaya tegangan yang diterima oleh basis transistor Q2 porsinya pas untuk secara linier meloloskan arus dari positif penyearah melewati kolektor Q4 pada saat potensio p1 diputar. Atau dengan kata lain transistor Q2 dan Q4 membentuk kombinasi kerja transistor sebagai penguat yang pada akhirnya akan menjadikan tegangan yang keluar pada terminal emitor Q4 adalah tegangan supply total dikurangi tegangan kolektor emitor Q4. Jadi semakin besar tegangan yang jatuh pada kolektor dan emitor Q4 maka tegangan keluaran akan semakin kecil. Logikanya adalah memperbesar tahanan pada kolektor emitor Q4 ( memperkecil nilai penguatan = memperkecil arus melewari basis) maka akan mengakibatkan kenaikan tegangan pada kolektor emitor Q4 dan memperkecil tegangan keluaran. Begitupun sebaliknya jika arus yang melewati basis Q4 semakin besar maka otomatis penguatan akan semakin besar (tahanan antara kolektor emitor Q4 semakin kecil) dan hasilnya tegangan keluaran akan semakin besar.
Catatan :
- Gunakan heatsink pada transistor 2N3055 (transistor jengkol)
- Gunakan Trafo Step-Down 24 VAC minimal 3 Ampere
- Potensio P1 sebagai pengatur tegangan output
- Potensio P2 sebagai pembatas arus
- Ukur tegangan keluaran dengan voltmeter, putar potensio P1, jika tegangan berubah dari range 0 volt sampai dengan 30 volt berarti rangkaian telah berfungsi.
- Putar potensio P2 pada posisi led indikator menyala untuk memastikan fungsi pembatasan arus bekerja dengan baik.
Berikut gambar rangkaiannya :
Daftar Komponen :
R1 = 2,2 KOhm 1W
R2 = 82 Ohm 1/4W
R3 = 220 Ohm 1/4W
R4 = 4,7 KOhm 1/4W
R5, R6, R13, R20, R21 = 10 KOhm 1/4W
R7 = 0,47 Ohm 5W
R8, R11 = 27 KOhm 1/4W
R9, R19 = 2,2 KOhm 1/4W
R10 = 270 KOhm 1/4W
R12, R18 = 56KOhm 1/4W
R14 = 1,5 KOhm 1/4W
R15, R16 = 1 KOhm 1/4W
R17 = 33 Ohm 1/4W
R22 = 3,9 KOhm 1/4W
RV1 = 100K trimmer
P1, P2 = 10KOhm linear pontesiometer
C1 = 3300 uF/50V electrolytic
C2, C3 = 47uF/50V electrolytic
C4 = 100nF polyester
C5 = 200nF polyester
C6 = 100pF ceramic
C7 = 10uF/50V electrolytic
C8 = 330pF ceramic
C9 = 100pF ceramic
D1, D2, D3, D4 = 1N5402,3,4 diode 2A - RAX GI837U
D5, D6 = 1N4148
D7, D8 = 5,6V Zener
D9, D10 = 1N4148
D11 = 1N4001 diode 1A
Q1 = BC548, NPN transistor or BC547
Q2 = 2N2219 NPN transistor
Q3 = BC557, PNP transistor or BC327
Q4 = 2N3055 NPN power transistor
U1, U2, U3 = TL081, operational amplifier
D12 = LED
Referensi :
www.discovercircuits.com
lihat juga rangkaian power supply 5 volt dengan dioda zener dan catu daya dengan trafo CT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar